Gaji Naik Tipis, Masyarakat Indonesia Masih Makan Tabungan

Gaji Naik Tipis, Masyarakat Indonesia Masih Makan Tabungan. Fenomena masyarakat Indonesia yang menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alias Makan Tabungan diperkirakan masih akan terus berlanjut sepanjang tahun 2024. Harapan masyarakat untuk mendapatkan gaji yang lebih besar di tahun depan akan tertunda karena adanya Pilpres 2024.
“Jadi sekitar setahun ke depan (masyarakat harus) menjaga tabungannya cukup untuk makan,” kata Ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati dalam program Power Lunch di CNBC Indonesia, Rabu (20/12/2023).

Nina mengatakan fenomena makan tabungan paling banyak terjadi pada masyarakat dengan kelas menengah ke bawah. Ia mengatakan kelompok ini adalah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Kini, mereka sudah mendapatkan pekerjaan lagi, namun pekerjaan baru tersebut memiliki gaji yang lebih rendah.

Gaji Naik Tipis, Masyarakat Indonesia Masih Makan Tabungan

Di sisi lain, kata dia, roda perekonomian pascapandemi telah berputar yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran masyarakat. Ketika pengeluaran tidak sebanding dengan pendapatan, maka tidak ada pilihan lain selain memakan tabungan.

Ia pesimis fenomena ini akan berakhir pada tahun 2024. Pasalnya, ia memprediksi Pilpres akan membuat investasi di Indonesia melambat karena investor memilih sikap wait and see.

Namun, masyarakat menengah ke bawah justru tidak mendapatkan subsidi tersebut. “Kalau yang bawah dapat bansos, tapi yang menengah tidak dapat, ya makan tabungan,” katanya.

Fenomena memakan tabungan masyarakat Indonesia ini sudah terbaca setidaknya sejak pertengahan tahun 2023.

Survei konsumen Oktober 2023 menunjukkan bahwa fenomena makan tabungan paling banyak menimpa masyarakat menengah ke bawah. BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023. Turun signifikan dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019.

Pada bulan Oktober lalu, rasio tabungan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia adalah 15,7%. Sementara itu, pengeluaran dan pembayaran cicilan masing-masing sebesar 76,3% dan 8,8%. Bahkan, pada survei November 2019, rasio tabungan terhadap pengeluaran masyarakat di Tanah Air masih jauh lebih besar, yakni 19,8%.

Fenomena masyarakat Indonesia yang memakan tabungan berlanjut pada November 2023. Survei November 2023 menunjukkan porsi pendapatan konsumen. Kembali turun dari 15,7% pada Oktober menjadi 15,4% pada November. Sebaliknya, porsi pendapatan konsumen untuk membayar cicilan atau utang alias debt to income ratio justru naik dari 8,8% di bulan Oktober menjadi 9,3% di bulan November.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *