Kecelakaan langsung musnahkan satu tim sepak bola yang hebat. ‘Sesuatu yang membawa malapetaka telah terjadi’: Bagaimana sebuah kecelakaan udara langsung memusnahkan salah satu tim sepak bola yang hebat
Umberto Motto selalu bermimpi bermain untuk Torino FC. Dia bermimpi mengenakan kaos merah marun tim di depan ribuan penggemar yang memujanya. Dan dia bermimpi mendengar namanya di umumkan saat dia memasuki lapangan di Stadio Filadelfia.
Seorang anak laki-laki lokal yang lahir di kota Turin di Italia utara dan menjadi kapten tim muda Torino. Motto sepertinya di takdirkan untuk mewakili klub masa kecilnya.
Impiannya memang menjadi kenyataan – dan lebih cepat dari perkiraannya – namun hari itu adalah mimpi buruk yang nyata.
Pada tanggal 4 Mei 1949, Motto memberikan tur Turin kepada dua klien pabrik orang tuanya. Yang memproduksi kaos untuk Torino dan tim nasional Italia.
Motto mengingat kabut tebal yang menyelimuti kota dan mengatakan bahwa hujan tidak berhenti selama tujuh hari berturut-turut. Menyebabkan sungai Po meluap di beberapa tempat.
Cuacanya sangat buruk sehingga Motto memutuskan untuk meninggalkan jalan-jalan di kota dan membawa kedua pengunjung itu ke bukit Superga dan Basilika Superga yang menghadap Turin. Dengan harapan setidaknya bisa mengirim para turis itu pulang dengan pemandangan yang tak terlupakan.
Namun cuacanya bahkan lebih buruk lagi dan kabut membuat mereka hampir tidak dapat melihat beberapa meter di depan wajah mereka. Apalagi kota di bawahnya. Dalam perjalanan kembali ke Turin, ketiganya berhenti untuk minum kopi dan Motto ingat berbincang dengan pemilik kafe tentang betapa buruknya cuaca saat itu.
Kecelakaan langsung musnahkan satu tim sepak bola yang hebat
Ketika mereka kembali ke kota, mereka di sambut oleh pemandangan lain yang tidak biasa: jalanan di penuhi mobil-mobil yang membunyikan klakson.
“Kami mengira sesuatu yang baik telah terjadi,” kenang Motto, yang kini berusia 93 tahun. Kepada CNN.
Motto kembali ke markas Torino FC di kota di mana dia bertemu dengan penjaga gedung, Mario Lanati, yang segera mengantarnya ke atas.
“Umberto, kamu harus tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.” Kata Lanati padanya. “Pesawatnya jatuh.”
Motto yang kebingungan menjawab: “Pesawat yang mana?”
Jawaban Lanati akan mengubah kehidupan Motto dan kehidupan semua orang yang terkait dengan Torino.
Pesawat yang di bicarakan Lanati membawa hampir seluruh anggota tim utama Torino dari Lisbon, Portugal yang sedang melakoni laga persahabatan melawan Benfica.