Pasar modal Indonesia semakin menarik perhatian investor karena adanya peningkatan signifikan dalam kinerja IHSG. Dalam beberapa bulan terakhir, IHSG berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa. Ini menunjukkan bahwa saham-saham di Indonesia memiliki potensi besar untuk memberikan keuntungan yang menggiurkan bagi para investor.
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan IHSG adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai reformasi ekonomi yang berhasil meningkatkan daya tarik investasi di negara ini. Banyak perusahaan besar yang beroperasi di Indonesia, baik lokal maupun internasional, yang terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini memberikan peluang besar bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan perusahaan-perusahaan tersebut melalui investasi saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (19/12/2023), di mana IHSG nyaris melesat 1% dan kembali mendekati level psikologis 7.200.
IHSG ditutup melesat 0,96% ke level 7.187,846. IHSG kembali mendekati level psikologis 7.200 hari ini.
Nilai transaksi IHSG hari ini mencapai sekitar Rp 9,9 triliun yang melibatkan 20 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 304 saham menguat, 228 saham melemah, dan 232 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, mencapai 1,65%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini.
saham-saham yang menjadi penopang IHSG pada perdagangan hari ini.
IHSG Terus Kenaikan Ke Level 7.200-an, 8 Saham Ini Jadi Hijau
Tiga saham milik konglomerat Prajogo Pangestu kembali menjadi penopang terbesar atau top movers IHSG pada akhir perdagangan hari ini.
Selain itu, tiga saham bank raksasa juga menjadi penggerak IHSG, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Dari 12 lembaga yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruh lembaga/institusi memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility saat ini berada di level 5,25% dan suku bunga Lending Facility di level 6,75%.
Hal ini akan baik untuk pasar keuangan domestik karena imbal hasil domestik cukup baik dan menarik bagi investor asing. Selain itu, pada hari ini juga dirilis tingkat suku bunga Jepang yang tercatat ditahan di level -0.1%.