Info Terkini : Senat meloloskan paket bantuan senilai $95 miliar untuk Ukraina dan Israel, sehingga memicu konfrontasi dengan DPR. Senat meloloskan paket bantuan senilai $95 miliar untuk Ukraina dan Israel, sehingga memicu konfrontasi dengan DPR
Senat meloloskan rancangan undang-undang bantuan luar negeri senilai $95,3 miliar dengan bantuan untuk Ukraina dan Israel dalam pemungutan suara pada Selasa pagi, yang memicu perselisihan dengan DPR karena Ketua Mike Johnson mengatakan dia tidak berencana untuk mengajukan rancangan undang-undang tersebut.
Paket bantuan luar negeri tersebut mencakup miliaran dolar untuk mendukung Ukraina dan bantuan keamanan bagi Israel. Serta bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza, Tepi Barat dan Ukraina, di antara prioritas lainnya.
RUU tersebut di sahkan Senat meskipun ada kritik dari Johnson terhadap undang-undang tersebut dan mantan Presiden Donald Trump mengisyaratkan penolakan terhadap RUU tersebut dengan berargumen bahwa AS harus berhenti memberikan bantuan luar negeri kecuali dalam bentuk pinjaman. Hasil pemungutan suara di Senat adalah 70 berbanding 29 dengan 22 anggota Partai Republik memberikan suara mendukung, termasuk Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell.
RUU tersebut mencakup $60 miliar untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia. $14,1 miliar untuk bantuan keamanan bagi Israel, $9,2 miliar untuk bantuan kemanusiaan, dan $4,8 miliar untuk mendukung mitra regional di kawasan Indo-Pasifik di samping ketentuan kebijakan lainnya, menurut RUU tersebut. Komite Alokasi Senat.
Johnson mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa dia tidak berencana untuk menyampaikan paket tersebut ke DPR. Sehingga akan menyebabkan bentrokan besar antara kedua kamar tersebut.
Info Terkini : Senat meloloskan paket bantuan senilai $95 miliar untuk Ukraina dan Israel, sehingga memicu konfrontasi dengan DPR
“Tentu saja tidak.” Kata Johnson ketika di tanya apakah dia berencana untuk memberlakukan RUU tersebut. “Saat ini. Kami sedang berurusan dengan proses alokasi. Kami memiliki tenggat waktu yang mendesak dan itulah yang menjadi perhatian DPR saat ini.”
Presiden Joe Biden meminta anggota DPR dari Partai Republik untuk mengadakan pemungutan suara mengenai RUU tersebut dalam sambutannya dari Gedung Putih. Dengan mengatakan bahwa “minoritas dari suara paling ekstrem di DPR.” Tidak boleh di izinkan untuk memblokir RUU tersebut.
Presiden Trump mengeluarkan peringatan keras. Memperingatkan bahwa jika anggota parlemen gagal Mengambil tindakan. Presiden Rusia Vladimir Putin. “Tidak akan membatasi dirinya hanya pada Ukraina. dan kerugian yang harus di tanggung Amerika serta sekutu dan mitra kami akan meningkat.”