Sejarah Tentang rahasia kartu tarot terpopuler di dunia. Sejarah rahasia kartu tarot terpopuler di dunia
“Belajarlah dari segalanya, lihat segalanya, dan yang terpenting, rasakan segalanya! dikenal.”
Smith bisa saja menjelaskan cara menggunakan setumpuk kartu tarot. \ Pada tahun 1909 Fajar Emas”. Keyakinan mereka terhadap spiritualisme, ritual, simbolisme, dan praktik psikis membuat mereka bergabung dan membuat setumpuk kartu tarot, menggabungkan konsep Waite dengan ilustrasi gaya Art Nouveau karya Smith. “(Waite dan Smith) adalah orang-orang jenius, namun pada saat itu, hanya sedikit orang yang menyadarinya,” kata Fiebig.
Waite dan P. Colman Smith: The Story of the World’s Most Popular Tarot’, menampilkan setumpuk lengkap kartu asli dan serangkaian esai kontekstual tentang Smith, Waite dan pembuatan dek, menggali sejarah, kepentingan dan popularitas dek. “(Waite dan Smith) adalah orang-orang jenius, namun pada saat itu, hanya sedikit orang yang menyadarinya,” kata Fiebig.
Sejarah Tentang rahasia kartu tarot terpopuler di dunia
Dek tarot berisi sekumpulan 78 kartu bergambar, masing-masing menggambarkan simbol dan karakter tertentu dan berasal dari Italia pada abad ke-15. Penciptaan dek Waite-Smith mencerminkan “persimpangan budaya penting” di awal abad ke-20.
Pada tahun 1970-an, minat terhadap tarot bangkit kembali, dan dek Waite-Smith semakin populer seiring dengan gerakan feminis, anti-perang, dan hak asasi manusia internasional, Fiebig menjelaskan.
“Tarot adalah tawaran untuk manusia. Ini lebih dari sekedar meramal.” Katanya dalam wawancara dengan CNN. “Belajarlah dari segalanya, lihat segalanya, dan yang terpenting, rasakan segalanya!
Gambar itu sendiri sangat penting untuk setiap perjalanan dengan tarot. Dan merupakan petunjuk utama untuk memahami popularitas abadi dek Waite-Smith. “(Waite dan Smith) adalah orang-orang jenius, namun pada saat itu, hanya sedikit orang yang menyadarinya,” kata Fiebig.
Keterbukaan tersebut berarti bahwa dek Waite-Smith telah ditafsirkan ulang berkali-kali, terutama selama dekade terakhir, seiring dengan meningkatnya minat terhadap praktik tarot. Para pembuat konten telah membuat kumpulan karakter yang mencerminkan komunitas mereka yang seringkali kurang terwakili dalam hal ras, seksualitas, gender, kelas, disabilitas, dan banyak lagi. Namun seperti yang di tulis oleh pakar tarot Rachel Pollack dalam esai untuk buku barunya, penafsiran ulang ini hampir selalu berakar pada desain, simbolisme, dan motif dek Waite-Smith.